قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ (صحيح البخاري
Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh
syaitan mengalir pada tubuh keturunan Adam pada aliran darahnya” (Shahih
Bukhari)
Assalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Maha Suci Allah Swt Maha
Raja Tunggal dan Maha Sempurna di alam semesta, sebelum alam semesta dicipta
hingga alam semesta dihamparkan dengan kemegahan hingga alam semesta berakhir.
Dialah Allah Swt Al Wujud, Maha Mengetahui segala keadaan, Maha Memiliki setiap
nafas dan kehidupan, Maha Mengawali dan Mengakhiri Kebahagiaan, Maha Menawarkan
Pengampunan dan tiada pernah terhenti dari zaman ke zaman. Tawaran pengampunan
Illahi selalu menyeru setiap sanubari untuk mendekat kehadirat-Nya, waktu –
waktu mulia terus menawarkan kemuliaan, datangnya malam – malam mulia di bulan
syaban, datangnya malam – malam mulia di bulan ramadhan dan juga hari – hari
mulia lainnya yang padanya tersimpan rahasia kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bagi mereka yang
mau mendapatkannya maka Allah Swt menawarkannya sebelum mereka menginginkannya,
Jalla Wa Alla Allah Swt telah menawarkan anugerah dan pengampunan sebelum
hamba-Nya meminta pengampunan, Allah menawarkan kedekatan kehadirat-Nya sebelum
hamba-Nya ingin untuk dekat dengan Allah, Allah menawarkan anugerah dan kasih
sayang-Nya sebelum hamba-Nya meminta. Dialah Yang Maha Mendahului dan Maha
Terdahulu atas segala kebaikan.
Jalla Wa Alla Swt Yang
Maha Suci dan Maha Beruntung mereka yang mengagungkan Allah hingga di hari hari
mulia menjelang gerbang ramadhan yang terdapat padanya rahasia kedekatan
kehadirat Allah Jalla Wa Alla, yang Allah mengangkat derajat hamba-Nya mendekat
kehadirat-Nya lebih daripada waktu – waktu lainnya. Sebagaimana kita lihat di
waktu – waktu ramadhan sangat mudah bagi kita untuk melakukan ibadah, jauh
berbeda dengan hari – hari lain
Di bulan ramadhan kita
bisa melakukan puasa 1 bulan penuh dan belum tentu itu bisa kita perbuat di
hari – hari selain ramadhan. Di bulan ramadhan kita mampu melakukan shalat
tarawih 23 rakaat dan belum tentu kita bisa melakukannya di bulan selain
ramadhan. Kenapa kita mampu melakukannya di bulan ramadhan? Karena Allah Maha
Dekat kepada kita dan lebih dekat kepada kita di bulan ramadhan. Lebih
memanjakan kita dan lebih menerangi jiwa kita dengan cahaya Illahi. Dan juga
Allah Swt membatasi kekuatan syaitan di bulan ramadhan.
Sebagaimana sabda
Nabiyyuna Muhammad Saw bahwa syaitan itu mengalir di darah keturunan Adam.
Demikian dahsyatnya kekuatan syaitan untuk mempengaruhi panca indera,
menundukkan telinga manusia agar tunduk pada hawa nafsu dan dosa, menundukkan
penglihatan manusia agar ikut pada hawa nafsu dan dosa. Demikian panca
inderanya terus dimasukki oleh kekuatan syaitan sampai ke jiwanya hingga
semakin waktu syaitan makin berkuasa pada jiwanya, makin tertutup jiwanya dari
keinginan mulia. Makin banyak sangka buruknya, makin banyak sombongnya, makin
banyak menghina hamba Allah, semakin gelap keadaan itu maka semakin sempit
terasa kehidupannya walaupun ia dalam keluasan harta, walaupun ia dalam
kemudahan, walaupun ia dalam kebahagiaan. Akan tetapi ketika jiwanya
tersempitkan maka ia tidak merasakan terkecuali azab.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Ketika jiwa bercahaya dengan cahaya Allah di majelis –
majelis dzikir, di majelis – majelis taklim atau di tempat lain yang jiwa itu
bercahaya dengan keagungan Nama Allah Swt maka disaat itulah terang – benderang
sanubarinya, terang – benderang ruhnya dan akan terang – benderang seluruh
panca inderanya dengan cahaya Allah, maka disaat itulah jiwanya berat untuk
berbuat maksiat, berat untuk sangka buruk, berat untuk berbuat hal – hal yang
hina diikuti seluruh panca inderanya yang juga merasa enggan berbuat dosa.
Matanya, telinganya, bibirnya, kaki dan tangannya selalu berat untuk melakukan
dosa. Kenapa? Karena cahaya Allah mengungguli di dalam jiwanya.
Diriwayatkan di dalam
Shahih Bukhari, ketika gumpalan daging itu baik maka baiklah seluruh tubuhnya,
jika gumpalan daging itu buruk maka buruklah seluruh tubuhnya, ketahuilah
gumpalan daging itu adalah hati, kata Sang Nabi Saw.
Demikianlah
hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah ,
Allah Swt memuliakan
kita dengan kehidupan ini disertai tuntunan Sang Nabi yang dengan itu runtuhlah
kekuatan syaitan. Sungguh hamba – hambaKu, kau tidak akan punya kemampuan untuk
meruntuhkan mereka, sebesar apapun kekuatan syaitan kekuatan Allah lebih besar
menolong hamba – hambaNya. Syaitan menjebak manusia kepada dosa dan kemaksiatan
sejauh- jauhnya, dalam sekejap Allah bisa hapuskan dosanya jika ia banyak
bertaubat. Puluhan tahun hamba-Nya berbuat dosa dan kesalahan ternyata ia
menebusnya dengan air mata taubatnya maka sirna seluruh dosanya.
Demikian hadirin –
hadirat kasih sayang Illahi Swt yang tentunya meruntuhkan kekuatan syaitan.
Usaha syaitan berpuluh – puluh tahun menjerumuskan salah seorang keturunan Adam
bisa sirna dengan 1,2 detik sebab perbuatan Allah Jalla Wa Alla. Demikian
agungnya dan khusnatullah kepada mukminin – mukminat.
Hadirin
– hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam
Shahih Muslim, ketika Sayyidatuna Aisyah ra dikatakan oleh Sang Nabi “datang
kepadamu syaitanmu”, maka berkata Sayyidatuna Aisyah ra “ya Rasulullah
apa di dalam diriku ini ada syaitan?”, dan Rasul Saw menjawab “ya betul,
di hatimu dan di dirimu itu ada syaitan”. Apakah di setiap manusia juga ada
syaitannya? Rasul Saw menjawab “ya benar pada setiap manusia itu ada syaitan
penggodanya”, lalu engkau? dan Rasul Saw menjawab “ya pada diriku pun
ada syaitannya, tapi Allah Swt sudah menundukkannya sampai syaitan itu pun
menyerah”. Demikian riwayat shahih muslim memperjelas daripada hadits
riwayat Shahih Bukhari ini bahwa syaitan itu mengalir di setiap aliran darah
keturunan Adam.
Hadirin
– hadirat yang dimuliakan Allah,
Langkah – langkah menuju
bulan ramadhan dimana Allah Swt mengikat syaitan, maka sedemikian para mufassir
melemahkan dan menafsirkan makna hadits ini yaitu adalah syaitan tu dilemahkan
oleh Allah karena Allah memberikan kekuatan iman lebih besar kepada muslimin –
muslimat di bulan ramadhan. Kenapa wahai Rabb? Karena Allah Swt melipatgandakan
pahala mereka lebih besar di hari – hari ramadhan dibandingkan hari lain. Dalam
salah satu pendapat berkata salah seorang muhaddits bahwa di hari itu, di bulan
– bulan ramadhan pahala manusia itu dilipatgandakan menjadi 700X lipat,
demikian untuk umat Nabi Muhammad Saw. Bersandarkan dengan hadits Shahih
Bukhari bahwa Rasul Saw bersabda “amal pahala umatku dikalikan 10X sampai
700X lipat”. Maka sebagian muhaddits mengatakn itu yang 700X lipat di bulan
ramadhan dan yang 10X lipat di hari – hari biasa.
Demikian Agungnya Allah
Swt dan Maha Indahnya perbuatan Allah kepada kita sampai waktu yang paling
banyak dilipatgandakan. Itulah, Allah bantu pula kita dengan melemahkan
syaitan. Tidak hanya dari itu saja tapi Allah menambahkan kemuliaan malam
lailatulqadr hingga juga Allah tambah kemuliaan – kemuliaan lainnya di bulan
ramadhan dengan sa’atulijabah (suatu saat yg cuma beberapa detik saja, yang
barangsiapa berdoa saat itu pastilah dikabulkan Allah swt, saat2 mulia itu ada
juga di setiap hari jumat, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari) dan
lainnya. Banyak sekali anugerah yang Allah munculkan di bulan ramadhan dan di
saat itu Allah persempit kekuatan syaitan. Demikian Allah memanjakan kita.
Hadirin
– hadirat yang dimuliakan Allah,
Bulan ramadhan juga
bulan shadaqah. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “orang
yang paling dermawan”, kalau sudah kalimat orang yang paling dermawan berarti
tidak ada lagi yang paling dermawan selain Rasul Saw, apapun beliau saw belum
pernah mengatakan “tidak”, belum pernah mengatakan “tidak” pada yang meminta –
minta. Hadirin – hadirat dan di bulan ramadhan beliau itu lebih dermawan lagi.
Diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah ra bahwa Rasul Saw sangat dermawan di
bulan ramadhan, ini diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari. Ikuti sunnah Nabi
kita Muhammad Saw.
Hadirin
– hadirat yang dimuliakan Allah,
Di dalam bershadaqah ada
hal yang perlu diperjelas, shadaqah yang paling agung adalah shadaqah kepada
kerabat kita sendiri sebelum kepada yang lain. Jadi kalau kita kelebihan harta
sedekahi dulu kerabat kita yang susah melebihi orang lain. Kerabat itu lebih
dulu daripada yang lain, demikian Rasul Saw mengajarkan kepada kita. Dan sebaik
– baik shadaqah adalah kepada ayahbundanya, kalau ayahbundanya susah. Kalau ayahbundanya
tidak susah maka kepada kerabatnya, lalu kepada tetangganya lalu kepada fuqara.
Demikian bentuk shadaqah, demikian bentuk zakat dan lainnya.
Hadirin
– hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul
Saw telah menyampaikan ini berkali – kali riwayat Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim ketika Abu Thalhah Al Anshori ra adalah salah seorang Anshar yang kaya –
raya. Dia mempunyai satu taman rekreasi disebut kebun dan taman rekreasi itu
merupakan asset harta yang mahal dan luar biasa dan sangat mewah di masa itu.
Ketika turunnya ayat “kalian belum mendapatkan kesempurnaan sebelum
menginfaqkan yang kalian cintai”. Ayat ini turun di masa itu maka Abu
Thalhah Al Anshori ra datang kepada Rasululluh, ya Rasulullah ini kebun
rekreasi aku infaqkan karena Allah Ta’ala karena aku menyayanginya, kuinfaqkan
untuk Allah. Rasul Saw tahu Abu Thalhah ra ini orang baik, orang mulia tapi
punya 1 kekurangan kecil, 1 kekurangan kecil saja dan kekurangannya lupa pada
kerabatnya yang susah.
Maka Rasul Saw tidak
menghardik Abu Thalhah dengan ucapan “engkau ini keluargamu tidak kau
perhatikan, kau kaya – raya sendiri”. Tidak demikian, namun Rasul Saw
berkata “Abu Thalhah kau mau infaqkan ini kebun rekreasi yang demikian mewah
dan megahnya?”, maka Abu Thalhah berkata “benar ya Rasulullah”.
Rasul Saw menjawab “karena Allah?”, Abu Thalhah menjawab “ya, karena
Allah”. Kalau begitu kau bantu aku untuk menyampaikannya kepada yang
berhak. Abu Thalhah menjawab “mau ya Rasulullah”. Kau yang sedekahkan
kepada Allah dan sekarang sampaikan kepada yang berhak, mau bantu aku untuk
menyampaikannya kepada yang mustahiq?, Abu Thalhah menjawab “mau ya
Rasulullah” Rasul Saw berkata “tolong sampaikan kepada kerabatmu yang
susah”. Menangis Abu Thalhah mendengarnya, Subhanallah! Rasul Saw
menegurnya dengan teguran yang demikian lembut. Kerabatmu banyak yang susah,
sekarang kau datang padaku mau menginfaqkan hartanya. Demikian hebatnya, Rasul
Saw berkata tolong sampaikan kepada orang susah yaitu keluargamu, benahi
keluargamu. Ya Rasulullah engkau lebih perhatikan keluargaku daripada diriku
sendiri, demikian indahnya tuntunan Nabi kita Muhammad Saw.
Diriwayatkan
di dalam Shahih Bukhari, salah seorang ayah mempunyai anak, anaknya susah dan
ayahnya mampu. Ayahnya menaruh hartanya di Masjid Nabawiy untuk diberikan
kepada fuqara, yang mengambil anaknya maka ayahnya berkata “hai, itu bukan
untukmu tapi untuk fuqara!”, anaknya berkata “tapi aku juga tergolong
fuqara, aku orang yang mustahiq”. Maka ayahnya datang kepada Rasul Saw “ya
Rasululullah aku mau berikan pada fuqara malah diambil anakku!”, Rasul Saw
bertanya “anakmu fuqara?”, ayahnya menjawab “ya, ia fuqara ya
Rasulullah”, kalau begitu harta itu untuknya.
Demikian hadirin –
hadirat yang dimuliakan Allah,
Dalam
riwayat lain muncul riwayat lain yang sebaliknya dari ini, seorang anak datang
kepada Rasul Saw mengadu hartanya ada yang diambil oleh ayahnya. “Ayahku
mencuri hartaku wahai Rasul?” Rasul Saw bertanya “ayahmu mencuri
hartamu?”, si anak menjawab “betul ya Rasulullah”. Rasul Saw berkata
“panggil ayahmu”, ayahnya dipanggil dan ditanya oleh Rasul Saw, ayahnya
ini sudah lanjut usia “engkau mencuri sebagian harta anakmu?” maka
ayahnya menjawab “ya Rasulullah boleh aku menyampaikan sedikit syair”,
“silahkan” kata Rasul Saw. Maka orangtua itu menyampaikan sebuah syair yang
cukup panjang, kira – kira ringkasnya begini, ketika istriku hamil dan saat itu
hamil telah lanjut dan disaat itu malam hari aku berlari mencari seseorang yang
bisa membantu kelahiran dan disaat itu hari hujan yang demikian derasnya, aku
tidak perdulikan tetesan air hujan yang membasahi tubuhku demi mencari sang
bidan yang membantu melahirkan ketika sampai pada bidan itu aku mengetuk pintunya.
Seandainya ia tidak mau keluar kecuali aku harus duduk di pintunya berhari –
hari, aku akan duduk dipintunya. Bidan itu keluar dan aku mengemis padanya agar
ia mau membantu kelahiran istriku. Maka aku memayunginya, memayungi sang bidan
itu dan aku tak mau satu tetes pun air hujan mengenai tubuhnya, kubiarkan
tubuhku penuh dengan air jangan sampai bidan terkena tetesan air hujan, karena
aku takut ia berbalik tidak mau meneruskan niatnya. Sampailah aku kerumah dan
kudengar istriku masih merintih dan penuh harap – harap cemas dengan doa akan
kelahirannya dan saat itu kudengar jerit sang bayi, aku memeluknya dan
mengadzankannya.
Inilah anugerah yang
terindah, inilah makhluk yang paling aku cintai, aku mengumandangkan adzan pada
telinga bayiku dan kubimbing ia mulai dari kecil sampai kujadikan kesembuhannya
adalah tumbal nyawaku. Diamnya dari tangis adalah anugerah yang terbaik
untukku, kusisakan hari – hariku untuk memperjuangkannya dan kukorbankan
tidurku untuk ketenangan tidurnya. Dan ketika ia telah lanjut dan anaknya besar
dan dewasa dan dialah kebanggaanku tapi dia mengatakan aku mengambil hartanya.
Maka saat itu Rasul Saw menangis, “wahai anak hartamu itu adalah milik
ayahmu” maka anaknya pun tertunduk.
Demikian
hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Jangan lupakan ayahbunda
kita, ini akan masuk bulan ramadhan al mukarram puaskan jiwa kita untuk bakti
pada ayahbunda kita bisa dengan harta dan bukan hanya dengan harta bisa dengan
akhlak dan budi pekerti sehingga berkata Sayyidina Abdullah bin Umar Ra
diriwayatkan oleh Imam Bukhari didalam kitabnya Adabul Mufrad, ketika datang
seseorang yang sudah banyak berbuat dosa, mengadu kepada Abdullah bin Umar ra
karena Rasul Saw telah wafat, Abdullah bin Umar bertanya “apakah engkau
mempunyai ibu?”, sudah wafat “punya ayah?”, sudah wafat. Ya sudah
kalau begitu banyak istighfar saja, banyak beramal sholeh. Ketika orang itu
pergi, orang yang disebelah Abdulllah bin Umar bertanya “ya ibn umar kenapa
engkau tadi bertanya apa ada ibunya, ada ayahnya?”, hubungannya apa antara
ayah dan ibunya dengan orang itu?. Abdullah bin Umar berkata “aku tidak
temukan satu penawar dosa yang lebih daripada menyenangkan hati ayah dan
bunda”, itulah penawar dosa yang paling dahsyat. Itulah yang memadamkan
kemurkaan Allah Swt.
Hadirin
– hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itulah Allah
Swt menjadikan perantaraan kehidupan kita lewat ayahbunda kita, mereka adalah
perantara kehidupan kita tapi jangan lupa juga dengan perantara hidayah iman
kita, Sayyidina Muhammad Saw. Ini hadirin – hadirat kita ingat bakti ayah dan
ibu demikian hebatnya lagi, lebih - lebih bakti kita kepada Nabi Muhammad Saw. “Belum
sempurna iman kalian sebelum aku lebih dicintainya dari ayah dan ibunya, dari
anak- anaknya, dari seluruh manusia”. Kesempurnaan iman adalah pada cinta
kita kepada Nabi kita Muhammad Saw, ini kehadiran kita disini salah satu bukti
cinta kita karena kita berkumpul bersama para pecinta Nabi Muhammad Saw.
Mendengarkan shalawat dan dzikir serta mendengarkan hadits – hadits Nabi
Muhammad Saw.
Hadirin
– hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan
di dalam Shahih Bukhari tentang bagaimana dahsyatnya akan datang fitnah,
kerusakan dan permasalah yang menimpa di permukaan bumi ini. Inilah tanda –
tanda akhir zaman, akan tetapi Rasul Saw juga memberikan satu resep besar
bagaimana caranya menjadikan dunia ini aman dan sejahtera? Rasul Saw mengatakan
kelak di akhir zaman akan datang waktunya harta itu akan luas dan menjadi
sejahtera seluruh permukaan bumi. Para sahabat berkata “ya Rasulullah itu
untuk kuffar atau untuk muslimin?”, Rasul Saw menjawab “untuk kalian,
kalian yang akan menjadi luas dan kaya – raya kelak di akhir zaman”. Sehingga
tidak ada satupun yang mau menerima shadaqah karena semuanya sudah luas dan
berlebihan sehingga menerima shadaqah adalah hal yang sangat hina karena
semuanya sudah berkecukupan.
Apakah
hal itu mungkin terjadi? Ini adalah janji Nabiyyuna Muhammad Saw, beliau telah
mengatakan banyak sebab bagaimana dikatakan akan muncul fitnah, akan muncul
banyak para pengaku Nabi, akan muncul banyak gempa bumi, dan kesemua itu telah
terjadi. Dan akan muncul pula keluasan yang akan menimpa muslimin – muslimat
dengan keberkahan dan kekayaan sehingga disaat itu harta di tangan orang –
orang mulia, orang – orang baik yang akan diberi kekayaan oleh Allah Swt yang
dengan itu orang – orang lain akan menginduk pada orang – orang yang baik. Maka
disaat itu para sahabat bertanya “ya Rasulullah bagaimana keadaan mereka
bisa mencapai seperti itu? Caranya bagaimana?”, Rasul Saw menjawab “disaat
itu mereka yang dilimpahi kekayaan itu dan kaya – raya seluruh dunia ini,
karena apa karena satu kali sujud bagi mereka lebih mulia daripada dunia dan
segala isinya”.
Ketika jiwa penduduk
bumi seperti itu. Allah melimpahkan harta seluas – luasnya sebagaimana firman
Allah Swt “bila orang – orang beriman itu bertaqwa kepada Allah Swt, Allah
akan tumpahkan keluasan dan keberkahan dari langit dan bumi”. Dan itu pasti
akan terjadi, karena semua adalah janji Nabiyyuna Muhammad Saw maka tentunya
kita memahami kalau keadaan umat disaat itu sangat mencintai sujud. Oleh sebab
itu ketika munculnya kebangkitan muslimin – muslimat di barat dan di timur dan
tentunya juga di wilayah kita di Jakarta ini dengan semakin banyaknya kelompok
dzikir, semakin banyaknya kelompok – kelompok shalawat, semakin banyaknya
tabligh – tabligh besar, semakin banyaknya orang -orang yang menangis karena
Allah. Ini tanda terbitnya matahari kebahagiaan akan segera muncul.
Demikian hadirin –
hadirat kita bermunajat kepada Allah Swt semoga Allah mempercepat terbitnya
matahari kebahagiaan dan kesejahteraan dan kemakmuran bagi muslimin – muslimat
di barat dan di timur. Ya Rahman Ya Rahim Fakullu Jami’an Ya Allah Ya Allah Ya
Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya
Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya
Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Ya Rahman bangunkan jiwa – jiwa untuk bersujud, Ya Rahman perbanyak jiwa orang
– orang yang mencintai sujud, Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya
Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya
Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman
Ya Rahim Ya dzal jalali wal ikram ya dzaththauli wal in’am akan datang waktunya
kita akan melihat tidak adanya lagi fuqara di permukaan bumi, tidak ada lagi
muslimin – muslimat yang susah, tidak ada lagi muslimin – muslimat yang
kelaparan, ini janji Nabiyyuna Muhammad Saw dengan terbitnya jiwa – jiwa yang
mencintai sunnah Nabi Muhammad Saw. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment