قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ لِي أَسْمَاءَ
أنَا مُحمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ ، وَ أَنَا الْمَاحِي الَّذِيْ يَمْحُو
اللَّهُ بِيَ الكُفرَ ، وأنا الحَاشِرُ الَّذي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى
قَدَمِيْ ، وأنَا العَاقِبُ. (صحيح البخاري)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ
خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ
وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي
الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ
بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha
melimpahkan keluhuran dan kemuliaan, yang kesemua kenikmatan, keagungan,
kesucian dan kebahagiaan dunia dan akhirat berpadu pada rahmat Allah
subhanahu wata’ala, dimana rahmat Allah subhanahu wata’ala begitu banyak
dan tidak terhitung, dan rahmat yang terbesar adalah sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam .
Di malam hari ini kita dalam pembahasan luhur, dimana kita masih akan
membahas tentang nama-nama sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang
telah kita baca riwayat Shahih Al Bukhari ; bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki banyak nama, yang diantaranya
adalah Muhammad, Ahmad, dan Al Maahi yang bermakna yang menghapus
(kekufuran), dimana kekufuran terhapus dan sirna dengan dibangkitkannya
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi. Adapun makna kufur adalah
menolak atau berpaling dan melepaskan diri dari tuntunan rahmat Allah
subhanahu wata’ala. Dan perbuatan-perbuatan yang mengandung kekufuran
sering diperbuat oleh kaum muslimin sekalipun, namun perbuatan tersebut
tidak menjadikan mereka keluar dari Islam, akan tetapi hal tersebut
merupakan dosa besar. Adapun diantara tuntunan luhur itu seperti shalat 5
waktu, berbakti kepada kedua orang tua dan lainnya, maka benahilah
hal-hal tersebut dalam kehidupan kita di dunia, dimana setiap detik yang
telah berlalu tidak akan pernah terulang kembali selama-lamanya,
sehingga renungan-renungan di dalam kehidupan sangatlah penting, yaitu
renungan untuk mencari jalan menuju keselamatan dari samudera kegelapan,
kehinaan, kesusahan dan rintangan-rintangan dalam kehidupan, maka
temuilah dan ikutilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Samudera
rahmat Allah subhanahu wata’ala yang berpijar cahayanya memenuhi jiwa
seseorang dan mengangkat derajatanya dari sehina-hina kedudukan menuju
pada kedudukan yang sangat mulia. Maka barangsiapa berpaling dari
tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana
tuntunan beliau senantiasa mengajak kita untuk megingat Allah subhanahu
wata’ala, mengajak kita untuk lebih mengenal dan mencintai Allah
subhanahu wata’ala, mengajak kita untuk disayangi Allah subhanahu
wata’ala dan dimuliakan Allah subhanahu wata’ala di dunia dan akhirat.
Hadirin yang dimuliakan Allah Sebagian dari nama-nama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam sebagian telah kita bahas pada
majelis-majelis yang lalu. Disebutkan oleh Al Imam An Nawawi dalam Syarh
Shahih Muslim bahwa nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
berjumlah 1000 nama, maka dalam setiap huruf hijaiyyah terdapat lebih
dari 30 nama.
Di majelis yang lalu dalam pembahasan tentang nama-nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kita sampai pada huruf ‘Ain (ع), yang diantara nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah عزيز : ‘Aziiz, yang memiliki makna luas, dimana jika dinisbatkan pada dzat Allah subhanahu wata’ala maka nama العزيز :
Al ‘Aziiz bermakna Yang Maha Berwibawa, namun jika dinisbatkan kepada
makhluk maka bermakna orang yang berwibawa dan tidak membutuhkan bantuan
makhluk yang lainnya, serta yang tidak mau memberatkan orang lain. Dan
makhluk yang paling berwibawa adalah sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, maka beruntunglah orang yang banyak bershalawat kepada
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan kerugian besar bagi yang tidak
mau bershalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallm.
Dalam hadits yang tadi kita baca, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany
menjelaskan di dalam Fath Al Baari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa
kalimat الماحي : Al
Maahi yang dimaksud adalah yang menghapus kekufuran atau yang menghapus
dosa-dosa dengan hak syafaat yang pertama kali diberikan Allah subhanahu
wata’ala kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka
tumbuhkanlah cinta kepada sang nabi di hati kita maka akan sirna
sifat-sifat yang hina dari hati kita seperti sifat dusta, iri , sombong
riya dan lainnya, ketika cahaya cinta kepada sang nabi Muhammad
shallallahu’alaihi wasallam terbit di dalam jiwa kita maka akan muncul
sifat-sifat luhur di dalam jiwa, sehingga terkadang tanpa disadari kita
menyukai suatu perbuatan, yang ternyata hal tersebut adalah perbuatan
yang juga disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian
Allah subhanahu wata’ala menerangi jiwa hamba-hambaNya dengan cahaya
akhlak-akhlak luhur dan mulia lahir dan bathin yang membawa pada
kebahagiaan di dunia dan akhirat, kemudahan di dunia dan akhirat,
keluhuran di dunia dan akhirat, kesucian di dunia dan akhirat, karena
kesemua itu dibawa oleh sang pemimpin makhluk di dunia dan akhirat
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Allah subhanahu
wata’ala mengumpulkan manusia dibelakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan di dalam Fath Al Bari
bisyarh Shahih Al Bukhari makna kalimat “ Anaa Al Haasyir ; Aku yang
mengumpulkan”, adalah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah makhluk yang pertama dibangkitkan oleh Allah subhanahu wata’ala
kemudian semua manusia dibangkitkan dan dikumpulkan di belakang beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam makna yang lain yaitu bahwa semua
manusia dikumpulkan di bawah telapak kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan seseorang yang memulikan nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam maka ia juga memuliakan Allah subhanahu wata’ala,
sebaliknya dengan memuliakan orang-orang yang hina dan selalu melakukan
perbuatan maksiat maka ia telah memuliakan syaitan. Maka selayaknyalah
bagi kita untuk memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan semoga bumi Jakarta ini menjadi pelopor dalam memulikan
dan mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana hal
tersebut adalah obat yang paling mujarab untuk mengobati kerusakan yang
menimpa generasi muda dan generasi yang akan datang jika mereka
mengidolakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan terbit dalam
jiwa mereka cinta kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling ramah, cobalah
sesekali kita renungkan dihadapan kita ada seorang yang paling ramah,
paling baik, paling dermawan, dan paling pemaaf dari seluruh makhluk
Allah subhanahu wata’ala, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa tidak ada seorang pun
orang yang paling banyak tersenyum dari nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, sekalipun terhadap seseorang berbuat jahat, beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam tetap akan tersenyum kepadanya, dan semakin
seseorang berbuat zhalim kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
maka beliau semakin berlemah lembut kepadanya, demikian indahnya budi
pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian nama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari huruf Ghain (غ) diantaranya
adalah غالب : Ghaalib (yang menang), sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ ( المائدة : 56 )
“ Dan barang siapa menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sesungguhnya pengikut
(kelompok) Allah itulah yang pasti menang”. (QS. Al Maaidah : 56 )
Adapun pemimpin orang-orang yang menang adalah sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, dan kemenangan tersebut adalah kemenangan
di dunia dan di akhirat. Yang mana jika beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam mundur atau tidak melawan terhadap musuh, hal tersebut adalah
karena kesabaran beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bukan karena beliau
merasa takut atau lemah, karena beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah makhluk yang terkuat dari seluruh makhluk Allah subhanahu
wata’ala. Dimana tidak ada satu makhluk pun yang mampu berhadapan dengan
dzat Allah subhanahu wata’ala kecuali sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam.
Sebagaimana nabi Musa As yang memohon untuk melihat Allah subhanahu wata’ala, dalam firman Allah subhanahu wata’ala :
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى
لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ
قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ
مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ
جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ
سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ ( الأعراف :
143 )
“Dan ketika Musa datang untuk (munajat kepada Kami) pada waktu
yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,
Musa berkata : "Ya Tuhanku, nampakkanlah (dzat-Mu) kepadaku agar aku
dapat melihat-Mu". Tuhan berfirman: "Engkau tidak akan sanggup
melihat-Ku, tetapi lihatlah gunung itu, jika ia tetap di tempatnya,
niscaya engkau dapat melihat-Ku". Ketika Tuhannya menampakkan (keagungan
dzat-Nya) kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur lebur dan
Musa pun terjatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata:
"Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang
pertama-tama beriman". ( Al A’raaf : 143 )
Dalam tafsir yang lainnya disebutkan bahwa gunung itu terpendam ke
dalam bumi dan tidak akan pernah lagi muncul hingga hari kiamat, ketika
satu tabir kewibawaan Allah subhanahu wata’ala disingkap, karena
takutnya dari kewibawaan Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana
dijelaskan di dalam tafsir Al Imam Qurthubi dan tafsir lainnya bahwa
Allah subhanahu wata’ala mempunyai 70 tabir yang mengahalangi pandangan
makhluk, dan ketika satu tabir kewibawaan tersingkap maka gunung itu pun
hancur lebur dari takutnya terhadap kewibaan Allah subhanahu wata’ala.
Namun 70 tabir itu tersingkap untuk nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Akan datang waktunya hari perkumpulan di padang mahsyar dimana
ketika itu matahari berada sejengkal di atas kepala namun tidak lagi
memancarkan cahaya, sehingga keadaan padang mahsyar gelap gulita namun
cahaya (keadilan) Allah subhanahu wata’ala menerangi bumi, sebagaimana
firman-Nya subhanahu wata’ala : “ Dan terang benderanglah bumi (padang
mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya”. ( QS. Az Zumar : 69 ) Dan
keadaan manusia di saat itu ada diantara mereka yang dibutakan
pandangannya oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga tidak dapat
memandang Allah subhanahu wata’ala karena selama hidup di dunia ia
berpaling dari dzikir kepada Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana
firman Allah subhanahu wata’ala :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (طه : 124 )
“Dan barang siapa berpaling dari mengingat-Ku (peringatan Allah) ,
maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan
membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". ( QS. Thaaha :
124 )
Demikianlah keadaan orang-orang yang terlewatkan kehidupannya
bertahun-tahun namun tidak pernah mengingat Allah dan tidak pernah
merindukan Allah subhanahu wata’ala, dan tidak pernah terfikirkan
olehnya bahwa suatu saat akan dipanggil namanya untuk menghadap Allah
subhanahu wata’ala, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ (الإنفطار : 6 )
“ Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakanmu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah”. ( QS. Al Infithaar : 6 )
Sungguh tidak ada yang lebih Pemurah kepada kita dari Allah
subhanahu wata’ala, sebagaimana seleuruh anggota tubuh kita ini tidak
ada seorang pun yang mampu memberinya kepada kita. Dan Allah Maha
Memberi sebelum diminta, berapa banyak hajat yang diberi oleh Allah
sebelum diminta oleh seorang hamba, Dia lah Yang Maha Dermawan yang
anugerahnya tiada henti-hentinya mengalir kepada hamba-hambaNya. Dan
dalam hadits di atas disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah Al ‘Aqib yang diantara maknanya adalah bahwa beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi yang terakhir.
Selanjutnya nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diawali dengan huruf Fa’ (ف) adalah فاضل : Faadhil (orang yang mulia), kemudian nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diawali dengan huruf Qaf (ق) diantaranya adalah ق : Qaaf atau قوي
: Qawii (orang yang kuat), sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah orang yang kuat. Disebutkan bahwa dahulu di kota Makkah
ada seorang yang sangat kuat dan jago berkelahi serta tidak dapat
terkalahkan, ia bernama Rukana, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata kepadanya : “Wahai Rukana, aku akan menjatuhkanmu
(mengalahkanmu), maukah engkau beriman setelah itu”, maka lelaki itu
berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “ engkau hendak
mengalahkan aku?!, sedangkan engkau adalah seorang yang tidak pernah
beradu dengan yang lain”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengulang kembali perkataan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, namun
Rukana tidak menjawabnya dan langsung ia menyerang nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, lantas lelaki itu pun terjatuh. Kemudian
Rukana kembali bangkit dan meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam untuk mengulanginya lagi, maka Rukana kembali menyerang nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan kembali dijatuhkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu Rukana meminta kesempatan
satu kali lagi untuk melawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali berkata : “jika
engkau kujatuhkan apakah engkau akan beriman”, maka Rukana tidak
menjawab namun langsung menyerang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam dengan serangan yang sangat kuat, akan tetapi Rukana kembali
dijatuhkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih kuat lagi
sehingga ia tidak mampu lagi untuk berdiri namun tetap rebah dan pasrah
atas permintaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling berlemah lembut
namun Allah subhanahu wata’ala memberi kekuatan lebih kepada beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam yang mana kekuatan yang lebih itu tidak
diberikan kepada makhluk selain beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dan huruf Kaf (ك) diantara nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah كريم :
Kariim (orang yanga dermawan), dimana tidak ada yang lebih dermawan
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali sang pencipta Allah
subhanahu wata’ala. Dan huruf Lam (ل) yang mana salah satu diantaranya adalah لطيف
: Lathiif (yang berlemah lembut), dimana beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam menangis ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membaca
ayat Al qur’an yang menyebutkan bahwa nabi Musa As berlepas diri dari
ummatnya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ( المائدة : 118 )
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah
hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. ( QS. Al Maaidah :
118)
Kemudian malaikat Jibril mendatangai beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam dan berkata : “wahai Muhammad, apa yang membuatmu menangis?”.
Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjwab : “Aku tidak dapat
berlepas diri dari ummatku yang berbuat dosa, sebagiamana nabi Musa yang
berlepas diri dari ummatnya yang tidak beriman”.
Adakah idola yang lebih pantas untuk menerangi jiwamu melebihi nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam mencintai kita yang sebagai ummatnya, baik yang sudah berjumpa
atau belum berjumpa dengan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, karena
semua ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kelak akan masuk ke
dalam surga dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
atau dengan syafaat yang telah dibagi-bagikan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh merugilah orang yang masuk ke
dalam surga dengan melewati siksa kubur terlebih dahulu. Kemudian huruf
Mim (م) adalah محمد
: Muhammad (yang banyak dipuji). Selanjutnya kita bermunajat kepada
Allah subhanahu wata’ala semoga Allah subhanahu wata’ala mengabulkan
hajat-hajat kita di dunia dan akhirat, dan menjauhkan kita dari segala
musibah zhahir dan bathin.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله...
ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ
اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ
اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ
وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ
وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
|
No comments:
Post a Comment